TRENDBERITA.COM-Bupati Belitung Sahani Saleh sebut persoalan pembangunan Parak masyarakat nelayan di Desa Tanjung Binga, Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung bukan kewenangan pemerintah kabupaten (Pemkab) Belitung.
Hingga saat ini, Sahani Saleh juga mengakui bahwa belum mengetahui tindak lanjut dari pihak provinsi usai PJ Gubernur Suganda Pandapotan Pasaribu meninjau lokasi beberapa minggu yang lalu.
"Parak ini di Desa Tanjung Binga adalah kemandirian masyarakat, tidak banyak yang bisa kita lakukan karena bertabrakan dengan aturan, Jadi kewenangannya bukan kabupaten, Namun kewenangan provinsi bagaimana pun pak PJ sudah meninjau lokasi cuman belum diketahui tindak lanjutnya dari provinsi," katanya saya diwawancarai awak media usai kegiatan pelantikan IKA UNSRI Belitung di Gedung serbaguna pada Selasa, 23 Mei 2023.
Baca Juga: Dewan Babel Erwandi Dorong Pembangunan Dermaga dan Parak di Desa Tanjung Binga
Disinggung pula oleh awak media, bahwa apakah sudah ada koordinasi dari pihak Pemerintah Provinsi Babel, dikatakan Sahani Saleh yang akrab disapa Sanem ini mengakui sudah berkoordinasi dan akan siap mendukung program pembangunan tersebut bila perlu jika dibutuhkan rekomendasi dirinya siap melakukannya.
"Sudah kordinasi, Kalau emang dibutuhkan rekomendasi kita rekomendasikan bagaimana pun kami suport dan dukung juga itu adalah rakyat Belitung, tapi selama ini kita tidak bisa berbuat apa-apa karena aturan bukan wewenang kita karena Parak ini masuk wilayah laut bukan pantai jadi bukan wewenang kita itu semuanya ada di Provinsi," katanya.
Tak hanya itu, Sahani Saleh yang dianggap tokoh yang merakyat ini juga mengatakan soal kapal compreng yang sudah lama meresahkan nelayan tradisional di Belitung khususnya di Desa Tanjung Binga.
"Kapal compreng ini lah yang akan membunuh armada nelayan tradisional, nah ini lah sebenarnya saya tekankan untuk kewenangan- kewenangan ini harusnya di kabupaten, karena gejolak gejolak seperti ini terjadi di kabupaten yang kena juga kabupaten," ungkapnya dengan nada sedikit kesal.
Sanem pun membeberkan bahwa pelaku usaha kapal compreng ini adalah para pengusaha yang punya modal dan pemodal yang kuat jadi seakan-akan seenaknya dalam bekerja.
"Bagi yang punya bos punya uang bagi pelaku usaha ini jadi seenaknya, Habis lah mereka para nelayan tradisional ini dari segi peralatan aja sudah kalah jauh, dari segi lampu aja, lampu kapal compreng ini pakai ribuan watt yang terang bukan main sehingga ikan ini ngumpul disana, Sehingga mati lah nelayan tradisional kita hanya gunakan lampu beberapa Watt saja," ungkapnya.
Artikel Terkait
Pj Gubernur Suganda Pandapotan Pasaribu Langsung Tindaklanjut Bantuan Bangun Parak Untuk Warga Tanjung Binga
Rapat Kerja Bersama Kepala DKP, Ketua DPRD Kembali Pertanyakan Progres Pembangunan Parak Nelayan Tanjung Binga
Dua Anggota DPRD Babel Reses di Desa Tanjung Binga, Terima Keluhan Nelayan dari Kapal Compreng hingga Parak
Dewan Babel Erwandi Dorong Pembangunan Dermaga dan Parak di Desa Tanjung Binga