Trendberita.com-Selain Makam Putri Pinang Gading di Gunung Beluru, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki kekeramatan lain, yaitu Batu Meja. Batu Meja yang dikenal pula sebagai Batu Rakit merupakan batu besar berpermukaan datar menyerupai meja yang terletak di bibir pantai, tepatnya pantai di Pulau Belitung. Mengapa batu tersebut dikeramatkan oleh penduduk di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung? Berikut penjelasannya versi Cerita rakyat berjudul Riwayat Baju Meja.
Pada zaman itu, kerusuhan yang ditimbulkan oleh sekawanan bajak laut terus saja terjadi. Kerusuhan tersebut menghantui warga yang tempat tinggalnya di pesisir, karena kawanan bajak laut tersebut merampok, membunuh, dan menculik para warga. Akibatnya, penduduk di Pulau Belitung tidak dapat hidup tenang apalagi sejahtera. Demikian pula yang terjadi di daerah Sijuk, penduduk di sana lebih memilih bermukim di hutan. Untuk memenuhi kebutuhan, mereka membuka lahan tanaman yang hasilnya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Pada suatu hari, datanglah seorang pemuda tampan berperawakan tegap. Dialah Bujang Anom yang juga warga penduduk setempat. Setelah bertahun-tahun menimba ilmu kesaktian dari seorang guru, kini Bujang Anom kembali kepada keluarganya. Tidak hanya keluarga yang menyambut Bujang Anom dengan gembira, penduduk pun menyambut gembira kedatangan Bujang Anom, karena Bujang Anom adalah tumpuhan harapan mereka untuk terlepas dari penindasan.
Baca Juga: Asal Mula Keramat Pinang Gading: Cerita Rakyat tentang Makam Keramat di Bangka Belitung
Pada suatu saat, Bujang Anom berkata kepada sejumlah penduduk, "Senangkah kalian terus hidup di dalam hutan yang setiap malam dikerubuti nyamuk dengan rumah di kampung halaman yang ditinggalkan begitu saja?"
"Siapa bilang hidup di hutan nyaman? Tetapi, apa mau dikata? Kami semua terpaksa karena kami tidak berani pulang ke rumah. Kami takut didatangi oleh gerombolan bajak laut," jawab salah seorang penduduk.
Bujang Anom terdiam sejenak lalu ia berkata, "Tidakkah kalian berpikir jika kita mau bersatu tentu akan menjadi kuat? Sebatang lidi tidak akan dapat dipakai membersihkan halaman, kecuali jika jumlahnya banyak. Demikian pula dengan kita. Untuk menghadapi mereka, kita membutuhkan keberanian dari persatuan yang kuat."
"Pemikiran seperti itu memang ada, tetapi kami tidak mempunyai seorang pemimpin yang dapat membangkitkan semangat," sahut yang lain.
"Jika kalian tidak keberatan, maka akulah yang akan berada di depan," usul Bujang Anom.
"Setujuuu..." sambut orang-orang hampir bersamaan.
Baca Juga: Sembilan Pemikiran Denny JA Soal Agama di Era Google, Agama: Warisan Kultural Bersama Umat Manusia
Hari-hari berikutnya, Bujang Anom sering duduk di atas batu besar yang permukaannya datar seperti meja. Secara kebetulan, batu besar tersebut terletak di bibir pantai, sehingga dari tempat itulah Bujang Anom dapat mengamati setiap kapal yang datang, terutama kapal-kapal bajak laut. Sampai beberapa hari kemudian, dari kejauhan tampaklah sejumlah perahu layar bergerak ke arah muara sungai Sijuk. Bujang Anom dapat menduga bahwa yang datang adalah kawanan bajak laut.
Tanpa berpikir panjang, Bujang Anom segera menghubungi penduduk. Tak lama kemudian, penduduk pun datang dengan membawa senjata seadanya dengan bersembunyi di balik semak-belukar. Sementara itu, Bujang Anom kembali ke tempatnya untuk mengamati gerak-gerik penumpang perahu.
Tak lama kemudian, perahu-perahu itu mendekati pantai. Ketika para penumpangnya hendak turun, tiba-tiba Bujang Anom juga melompat turun dari tempatnya. Batu karang yang bertengger di tepi laut ditendang oleh Bujang Anom hingga hancur berhamburan, bahkan sebagian batu karang tersebut terlempar jauh ke arah perahu.
Artikel Terkait
Kamu Warga Belitung? Simak Cerita Rakyat Berikut untuk Tahu Asal Mula Pulau Belitung
Si Penyumpit dan Seorang Putri, Cerita Rakyat Sepanjang Masa dari Bangka Belitung: Bagaimanakah Ceritanya?
Jari Bukan Sembarang Jari, Begini Cerita Rakyat Berjudul Kisah Si Kelingking dari Bangka Belitung
Asal Mula Keramat Pinang Gading: Cerita Rakyat tentang Makam Keramat di Bangka Belitung
Cerita Berdirinya Kampung Adat Gebong Memarong dengan Tujuh Bubung Memarong di Desa Air Abik, Berkat PT Timah