Sejarah Tradisi Muang Jong Suku Sawang di Belitung

- Rabu, 18 Januari 2023 | 11:41 WIB
Tradisi Budaya Muang Jong  (Dinas pariwisata Kabupaten Belitung )
Tradisi Budaya Muang Jong (Dinas pariwisata Kabupaten Belitung )

TRENDBERITA.COM-Muang Jong adalah ritual ‘melepaskan’ perahu kecil berisi sesajian ke tengah laut sebagai wujud rasa syukur dan harapan akan keselamatan dalam mengarungi lautan.

Tradisi orang laut Belitung, yang dikenal dengan nama Suku Sawang. Dipimpin oleh kepala suku, ritual ini melalui serangkaian prosesi yang dilaksanakan selama beberapa hari oleh seluruh masyarakat Suku Sawang.

Dengan prosesi yang lebih sederhana, ritual muang jong juga dilaksanakan oleh penduduk Desa Tanjung Tinggi di Kecamatan Sijuk. Meskipun dilaksanakan oleh penduduk Melayu pesisir yang bukan keturunan Suku Sawang, ternyata sejarah muang jong di desa ini tidak terlepas dari keberadaan Suku Sawang di masa lalu.

Baca Juga: Berburu Kuliner Mie Rebus Belitung Yang Sangat Legendaris

Sebagaimana diriwayatkan dalam cerita tutur setempat, Selamat Laut (Muang Jong) di Desa Tanjung Tinggi bermula dari kejadian di tahun 1941. Ketika itu seorang penduduk desa bernama Kik Cidok membuka lahan perkebunan di Pantai Telok Limau, yang menyebabkan roh-roh jahat penghuni Pantai Telok Limau menjadi murka dan mengacau ke perkampungan. 

Konon, akibat kejadian ini kampung menjadi rusak dan banyak orang meninggal.Para pemuka dan tokoh masyarakat Desa Tanjung Tinggi kemudian bermusyawarah dan memutuskan bahwa salah satu dari mereka harus pergi ke Desa Air Batu untuk meminta bantuan seorang dukun bernama Kik Pilok.

Dukun Tanjong Tinggi yang pada waktu itu bernama Kik Datang, kemudian meminta Kik Pilok untuk mengadakan selamatan kampong.Kondisi berangsur membaik dan roh-roh jahat menyingkir dari perkampungan ke pinggir pantai, setelah diadakan Selamat Kampong. 

Baca Juga: Hukum Membuat Tato dalam Islam Menurut Buya Yahya

Pada waktu itu Pantai Bilik (pantai Tanjung Tinggi sekarang) masih menjadi tempat menetap sementara Suku Sawang yang ketika itu dikepalai oleh Itek dan Dudo.

Menyusul peristiwa tersebut, kepala Suku Sawang datang ke perkampungan dan meminta dukun kampong Tanjong Tinggi untuk melaksanakan Selamat Laut (Muang Jong). 

Hal ini disetujui oleh tokoh masyarakat Tanjung Tinggi, kemudian diadakanlah Selamat Laut di Pantai Tanjung Bilik. Berbagai sesajian diantar ke tengah laut dengan perahu kecil. Pada malam hari sebelum muang jong, digelar acara berasik (salah satu tarian Suku Sawang) dan berbagai hiburan lainnya.

Baca Juga: Aduh, Viral Video Pelajar di SMPN 1 Ciawi Lakukan Aksi Heroik Dance Sport, Malah dapat Sentimen Negatif

Tradisi yang dilaksanakan setiap bulan Oktober menjelang musim barat ini terus berlanjut dan menurut riwayatnya tidak boleh di tinggalkan karena merupakan perjanjian antara Dukun Kampong Tanjong Tinggi dan Kepala Suku Sawang.

Suatu kali pada masa penjajahan Jepang, Selamatan Laut tidak dilaksanakan karena pada waktu itu masyarakat dipaksa untuk bertani dan bersawah sehingga jauh meninggalkan perkampungan. 

Setelah Jepang hengkang dari Belitung, penduduk kembali ke perkampungan dan melaut. Namun karena tidak lagi melaksanakan Selamat Laut (Muang Jong), musibah kembali terjadi dengan meninggalnya 25 orang penduduk desa dalam waktu yang berdekatan. 

Halaman:

Editor: Muhammad Tahir

Sumber: Dinas pariwisata kabupaten belitung

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X