TRENDBERITA.COM-Belitung memiliki 2 Museum bersejarah yang wajib Wisatawan kunjungi, selain Museum Tanjung Pandan terdapat Museum Badau yang berisikan sejarah tentang kerajaan yang ada di Badau.
Museum Badau yang terletak di Jalan Abdurrahman, Desa Badau, Kecamatan Badau terlihat begitu tenang, asri dan nyaman. Museum yang dibangun pada tahun 1988 memiliki luas lahan ±4.000m² dan luas bangunan museum ±200m².
Sejarah Raja Badau diawali dengan kisah seorang raja dari tanah Jawa bernama Daloeng Muyang Gresik yang bermaksud mencari obat untuk penyakitnya ke Palembang hingga ke Gunung Badau.
Baca Juga: Sejarah Tradisi Muang Jong Suku Sawang di Belitung
Kemudian beliau membangun rumah tangga dan lambat laun penyakit yang dideritanya sembuh sama sekali. Selang beberapa tahun kemudian, datang utusan raja Palembang menyerahkan seperangkat alat kekuasaan dan kebesaran raja. Semenjak itu beliau dinobatkan menjadi raja/kepala pemerintahan yang tunduk dibawah raja Palembang dengan nama Datuk Muyang Gresik yang kemudian dikenal masyarakat dengan julukan Ngabehi Badau.
Demikian selanjutnya turun temurun keturunan raja Badau mewarisi peninggalan-peninggalan dari raja sebelumnya, hingga sekarang hanya sebagian warisan yang tersisa yang ditampilkan di Museum Badau dengan Kik Johar Djoeki - keturunan Raja Badau ke-9 - sebagai Juru Kuncinya.
Menengok sedikit ke ruangan kecil yang terletak di bagian depan museum berukuran 2x2 meter, di sana tersimpan sebuah mimbar dan kubah kayu tua dari mesjid lama di depan museum. “Usianya kira-kira lebih 100 tahun”, kata penjaga Museum Badau, Bapak Arbie Rosip.
Baca Juga: Peduli UMKM, Politisi Golkar H Surianto Minta Pemda Tingkat Pelayanan Pemasaran Produk UMKM di Basel
Masuk kedalam ruangan depan museum mulai terasa nuansa Badau di masa silam, disini dapat dilihat beberapa koleksi peninggalan Raja Badau ke-9 yang tersimpan rapi didalam lemari-lemari kaca / etalase. Diruangan ini lebih didominasi dengan busana, aksesoris dan persenjataan, salah satu koleksi tersebut adalah pakaian sehari-hari yang dikenakan Raja Badau semasa hidupnya.
Masuk ke ruangan berikutnya, masih juga ditampilkan sejumlah peralatan seperti: Bendera Merah Putih berbentuk segitiga siku-siku (merah terpisah dari putih), Tiga buah pedang pegawai, beberapa keping kayu gaharu (Garu) yang dianggap berkhasiat bagi suatu hal, Keris, Tombak, Dulang tembaga, Batil, Gong Besar, Keliung, Sumpidan, Pedang, Urak (penghancur sirih), Pendupa, Tongkat Mimbar dan beberapa yang lainnya. Hampir keseluruhan benda-benda peninggalan tersebut terbuat dari bahan kuningan sehingga kondisinya sebagian masih dalam keadaan baik.
Artikel Terkait
Presiden Jokowi Ingatkan Kepala Daerah Tantangan Ekonomi 2023
Berburu Kuliner Mie Rebus Belitung Yang Sangat Legendaris
Menang Pemilu 2024, Golkar Babel Ikuti Rakornis dan Bimtek Wilayah Sumatera II di Palembang
Hukum Membuat Tato dalam Islam Menurut Buya Yahya
Sejarah Tradisi Muang Jong Suku Sawang di Belitung
Dr Ahmad Irvani MAg Kembali Pimpin PW MES Babel, Simak Ini Katanya!
Walikota Molen Resmikan Gedung Public Safety Center (PSC) 119 Dinas Kesehatan Kota Pangkalpinang
Peduli UMKM, Politisi Golkar H Surianto Minta Pemda Tingkat Pelayanan Pemasaran Produk UMKM di Basel
Sudah Waktunya Bayar Listrik? Yuk Simak Cara Praktis Melalui Aplikasi PLN Mobile!
Hukum Membuka Aurat Depan Sepupu dan Ipar Laki-Laki dalam Islam, Buya Yahya : Dilarang!